Antibiotik (AB) adalah jenis obat kuat yang dapat menghentikan infeksi
karena bakteri, yang menyebabkan timbulnya beberapa penyakit (certain
illness NOT ALL ILLNESS). Tetapi AB lebih banyak kerugiannya daripada manfaatnya apabila tidak
digunakan dengan benar. Kita dapat melindungi diri sendiri dan keluarga
kita dari kerugian yang dapat ditimbulkan oleh AB dengan mengetahui
kapan kita butuh AB dan kapan tidak perlu.
Dalam kehidupan sehari-hari antibiotik ini kita butuhkan,akan tetapi kita juga harus tau kapan saatnya kita menggunakan antibiotik dan kapan kita tidak menggunakan antibiotik ini.
Kapan kita perlu Antibiotik dan kapan tidak perlu?
Beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus:
Beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus:
- Pilek; disebabkan oleh virus. Gejala sakit pilek biasanya hidung mampet, tenggorokan sakit, suka bersin2, batuk atau sakit kepala. Tidak perlu pemberian AB. Walaupun hidung mengeluarkan ingus berwarna hijau/ kuning, bukan berarti perlu AB.
- Flu (influenza); gejalanya adalah demam, badan mengigil, pegal linu, sakit kepala, sakit tenggorokan, batuk kering. Tidak perlu AB.
- Batuk; lebih sering disebabkan oleh infeksi virus dan kebanyakan batuk tidak memerlukan AB.
- Bronchitis; gejalanya adalah batuk dan demam. Hampir selalu disebabkan oleh infeksi virus, tidak perlu pemberian AB. AB hanya diperlukan apabila anak terinfeksi bakteri, seperti pertussis (batuk rejan/batuk 100 hari) atau mycoplasma.
- Pharyngitis; gejalanya adalah sakit tenggorokan. Disebabkan oleh virus dan sama sekali tidak perlu pemberian AB.
- Sinusitis; umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Tidak perlu AB, kecuali sinus yang berkepanjangan, terus berlanjut selama 2 minggu atau lebih.
Beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan perlu pemberian AB;
- Infeksi saluran kemih;
- Infeksi telinga; ada beberapa macam infeksi telinga yang memerlukan pemberian AB, tetapi tidak semuanya perlu AB.
- Strep throat; yaitu radang tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus, dan kemungkinan terjadi hanya 15%. Untuk mengetahu apakah radang tenggorokan disebabkan oleh bakteri Streptococcus yaitu dengan usap tenggorokan, lalu dikultur.
Bawang merah
Kandungan belerang dalam bawang merah (yang memberikan bau kuat dan rasa khas) dipercaya mengandung zat diuretik dan antibakteri. Seperti halnya cara tradisional yang digunakan bawang putih untuk melawan flu, sirup yang terbuat dari bawang merah bekerja sebagai ekspektoran (membantu mengeluarkan lendir dan bahan lainnya dari paru-paru, bronkus, dan trakea) untuk batuk yang membandel. Juga dapat membantu meningkatkan aliran darah serta berfungsi melawan radang
Bawang putih
Sebagai salah satu
tanaman obat tertua, bawang putih digunakan di banyak kebudayaan sebagai
antibiotik alami dan karena kemampuannya melawan demam dan flu. Zat
kimia allicin membuat bawang putih memiliki
rasa dan bau yang kuat serta
memiliki zat therapeutic (pengobatan atau terapi yang menyembuhkan
penyakit atau mengurangi rasa sakit). Hasil penelitian menunjukkan,
bawang putih juga dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi kadar
kolesterol. Ditambah lagi, hasil penelitian baru-baru ini menemukan
bahwa bawang putih lebih efektif mengobati keracunan makanan daripada
obat-obatan standar lainnya.


Meskipun
bukan antibiotik yang cukup kuat, namun teh hijau dalam penelitian
ilmiah dapat membantu kinerja antibiotik. Selain tinggi kandungan
antioksidan dan secara umum bermanfaat buat tubuh, teh hijau juga rendah
kafein dan dapat membuat bakteri rentan terhadap antibiotik.
Madu
Madu
bagus untuk luka dan infeksi, terutama madu Manuka, dari lebah yang
secara eksklusif diberikan tanaman manuka di Selandia Baru dan
Australia. Madu tersebut juga terkenal mengandung antibiotik. Mengandung
enzim antimikroba yang mengeluarkan hidrogen peroksida, madu dapat
menghalangi pertumbuhan bakteri dan digunakan untuk mengobati infeksi
bakteri internal dan eksternal, termasuk radang perut. Setetes madu
Manuka ampuh mengobati infeksi.
‘Echinacea’
Sebagai
ekstrak tumbuhan, Echinacea digunakan untuk melawan berbagai gigitan
serangga, bakteri dan virus. Juga merangsang sistem kekebalan tubuh agar
sel darah putih dapat lebih efektif melawan infeksi. Hasil penelitian
menunjukkan konsumsi suplemen Echinacea secara rutin dapat mengurangi
peluang terkena pilek sekitar 58 persen dan akan mengurangi peluang
terkena penyakit. Namun efektivitasnya dapat berkurang, jadi disarankan
untuk mengonsumsinya hanya selama beberapa pekan, terutama selama sakit
di musim dingin dan jika kamu merasa daya tahan tubuhmu menurun.
sumber
sumber






0 comments:
Post a Comment